KONSEP
TRIASE
Oleh:
Anissa Cindy Nurul Afni, S. Kep., Ns., M. Kep
1. Pengertian Triase
Triase
yaitu
proses memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan
jenis perawatan gawat darurat. Tujuan dari triase dimanapun dilakukan, bukan
saja supaya bertindak dengan cepat dan waktu yang tepat tetapi juga melakukan
yang terbaik untuk pasien. Dimana triase dilakukan berdasarkan pada
ABCDE, beratnya cedera, jumlah pasien yang datang, sarana kesehatan yang
tersdia serta kemungkinan hidup pasien (Pusponegoro, 2010).
Menurut
Brooker, 2008. Dalam prinsip triase diberlakukan sistem prioritas. Prioritas
adalah penentuan/penyeleksian mana yang harus didahulukan mengenai penanganan
yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul dengan seleksi pasien berdasarkan
:
- Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.
- Dapat mati dalam hitungan jam.
- Trauma ringan.
- Sudah meninggal.
Tindakan ini berdasarkan prioritas ABCDE.
- Prioritas I (prioritas tertinggi) warna merah untuk berat.
Mengancam jiwa atau
fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan
hidup yang besar. Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada
jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan nafas, tension
pneumothorak, syok hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki, combutio
(luka bakar) tingkat III > 25%.
- Prioritas II (medium) warna kuning.
Potensial mengancam
nyawa atau fungsi vital bila tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat.
Penanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat. Contoh: patah tulang
besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan III < 25 %, trauma
thorak/abdomen, laserasi luas, trauma bola mata.
- Prioritas III (rendah) warna hijau.
Perlu penanganan
seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat
terakhir. Contoh luka superficial, luka-luka ringan.
- Prioritas 0 warna Hitam.
Kemungkinan untuk hidup
sangat kecil, luka sangat parah. Hanya perlu terapi suportif. Contoh henti
jantung kritis, trauma kepala berat. (Mosby, 2008).
2.
Initial Assament atau Penilaian
dalam Triase
Ketrampilan Dalam
Penilaian triase Menurut Oman, 2008 penilaian triase terdiri dari :
- Primary survey priorotas (ABCDE)
Fokus dalam penilaian Primary survey adalah kondisi yang
mengancam nyawa atau Life-threatening. Kondisi Airway, Breathing,
Circulation, Disability, Eksposure pasien.
1) Airway
·
Kaji
kepatenan jalan nafas, observasi adanya lidah jatuh, adanya benda asing pada
jalan napas (bekas muntaha, darah, sekret yang tertahan), adanya edema pada
mulut, faring, laring, disfagia, suara stridor, gurgling atau wheezing yang
menandakan adanya masalah pada jalan nafas.
·
Berikan
manajemen pembebasan jalan nafas sesuai dengan kondisi sumbatan yang
menyebabkannya.
2) Breathing
·
Kaji keefektifan
pola nafas, Respiratory Rate, abnormalitas pernapasa, pola nafasa, bunyi
nafas tambahan, penggunaan otot bantu nafas, adanya nafas cuping hidung,
saturasi oksigen.
·
Koreksi
kondisi dengan pemberian terapi oksigen hingga indikasi untuk pemasangan
intubasi (ETT).
3) Circulation
·
Kaji heart
rate, tekanan darah, kekuatan nadi, capillary refill, akral, suhu tubuh,
warna kulit.
·
Kaji adanya
perdarahan, perhatikan kemungkinan adanya perdarahan dalam yang tidak terlihat
(trauma thorak dan trauma abdomen)
·
Perhatikan
adanya indikasi pemberian shock, resusitasi cairan, pengambilan sampel darah, control
perdarahan, monitoring jantung, rekaman EKG 12 lead atau dengan bedside
monitor.
4) Disability
·
Kaji level
kesadaran pasien.
·
Penilaian
disability dapat dilakukan dengan AVPU
-
Alert :
bangun, waspada, respon dengan suara dan oriesntasi terhadap waktu, tempat dan
orang.
-
Verbal : pasien berespon dengan suara,
tidak terlalu penuh berorientasi terhadap orang, waktu dan tempat.
-
Pain :
pasien berespon terhadap nyeri, tidak bersepon terhadap suara.
-
Unresponsive :
pasien tidak berespon sama sekali
5) Eksposure
·
Kontrol terhadap
lingkungan, perhatikan semua hal-hal yangdigunakan pasien. Selimuti pasien,
berikan lingkungan yang nyaman bagi pasien.
- Secondary survey pemeriksaan menyeluruh (Head to Toe)
Penilaian secondary survey bertujuan untuk mengidentifikasi keseluruhan
(Head to Toe) sebagai indicator yang menunjukkan trauma ataupun
penyakit yang diderita pasien.
1)
Tanda-tanda vital secara keseluruhan
2) History : AMPLE
·
Alergi :
Makanan, obat-obatan
· Medikasi :
Obat-obatan yang sedang digunakan farmakoterapi dan herbal
·
Past health History : riwayat penyakit sebelumnya
·
Last meal eaten : makanan atau minuman terakhir yang dimakan pasien.
·
Events Leading to the Illnes/injury
-
Kronologi kejadian
-
Lamanya gejala yang dirasakan
-
Penangana yang telah dilakukan
-
Gejala lain yang dirasakan
-
Lokasi nyeri atau keluhan
3) Head to Toe
- Ongoing Assament
Monitoring korban akan kemungkinan terjadinya
perubahan-perubahan pada (A,B,C) derajat kesadaran dan tanda vital lainnya.
Perubahan prioritas karena perubahan kondisi korban.
3. Alur Penanganan Pasien di IGD
Penanganan pasien UGD
perawat dalam pelaksanaan triase harus sesuai dengan protap pelayanan triase
agar dalam penanganan pasien tidak terlalu lama. Protap dalam triase.
- Pasien datang diterima petugas / paramedis UGD
- Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya yang dilakkan Oleh perawat.
- Bila jumlah penderita/korban yang ada lebih dari 50 orang, maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan gedung IGD).
- Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi kode warna:
1)
Segera-Immediate (merah).
Penderita/korban
kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan diruang tindakan UGD.
Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut, penderita/korban dapat
dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah sakit lain.
2)
Tunda-Delayed (kuning)
Penderita dengan
kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat
dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien dengan kategori
triase merah selesai ditangani.
3)
Minimal
(hijau).
Penderita dengan kategori
triase hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan, atau bila sudah memungkinkan
untuk dipulangkan, maka penderita/korban dapat diperbolehkan untuk pulang.
4)
Hitam ; Penderita kategori triase hitam
dapat langsung dipindahkan ke kamar jenazah.
mungkin lebih baik klo literatur di lampirkan Ners
BalasHapus