Selasa, 10 Februari 2015

KONSEP TRIASE



KONSEP TRIASE
Oleh:
Anissa Cindy Nurul Afni, S. Kep., Ns., M. Kep

1.      Pengertian Triase
Triase yaitu proses memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat. Tujuan dari triase dimanapun dilakukan, bukan saja supaya bertindak dengan cepat dan waktu yang tepat tetapi juga melakukan yang terbaik untuk pasien. Dimana triase dilakukan berdasarkan pada ABCDE, beratnya cedera, jumlah pasien yang datang, sarana kesehatan yang tersdia serta kemungkinan hidup pasien (Pusponegoro, 2010).
Menurut Brooker, 2008. Dalam prinsip triase diberlakukan sistem prioritas. Prioritas adalah penentuan/penyeleksian mana yang harus didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul dengan seleksi pasien berdasarkan :
  1.  Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.
  2. Dapat mati dalam hitungan jam.
  3. Trauma ringan.
  4. Sudah meninggal.





Tindakan ini berdasarkan prioritas ABCDE.
  1. Prioritas I (prioritas tertinggi) warna merah untuk berat.
Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar. Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan nafas, tension pneumothorak, syok hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki, combutio (luka bakar) tingkat III > 25%.
  1. Prioritas II (medium) warna kuning.
Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat. Contoh: patah tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan III < 25 %, trauma thorak/abdomen, laserasi luas, trauma bola mata.
  1. Prioritas III (rendah) warna hijau.
Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka superficial, luka-luka ringan.
  1. Prioritas 0 warna Hitam.
Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah. Hanya perlu terapi suportif. Contoh henti jantung kritis, trauma kepala berat. (Mosby, 2008).

 
2.      Initial Assament atau Penilaian dalam Triase
Ketrampilan Dalam Penilaian triase Menurut Oman, 2008 penilaian triase terdiri dari :
  1. Primary survey priorotas (ABCDE)
Fokus dalam penilaian Primary survey adalah kondisi yang mengancam nyawa atau Life-threatening. Kondisi Airway, Breathing, Circulation, Disability, Eksposure pasien.
1)      Airway      
·         Kaji kepatenan jalan nafas, observasi adanya lidah jatuh, adanya benda asing pada jalan napas (bekas muntaha, darah, sekret yang tertahan), adanya edema pada mulut, faring, laring, disfagia, suara stridor, gurgling atau wheezing yang menandakan adanya masalah pada jalan nafas.
·         Berikan manajemen pembebasan jalan nafas sesuai dengan kondisi sumbatan yang menyebabkannya.
2)      Breathing 
·         Kaji keefektifan pola nafas, Respiratory Rate, abnormalitas pernapasa, pola nafasa, bunyi nafas tambahan, penggunaan otot bantu nafas, adanya nafas cuping hidung, saturasi oksigen.
·         Koreksi kondisi dengan pemberian terapi oksigen hingga indikasi untuk pemasangan intubasi (ETT).
3)      Circulation
·         Kaji heart rate, tekanan darah, kekuatan nadi, capillary refill, akral, suhu tubuh, warna kulit.
·         Kaji adanya perdarahan, perhatikan kemungkinan adanya perdarahan dalam yang tidak terlihat (trauma thorak dan trauma abdomen)
·         Perhatikan adanya indikasi pemberian shock, resusitasi cairan, pengambilan sampel darah, control perdarahan, monitoring jantung, rekaman EKG 12 lead atau dengan bedside monitor.
4)      Disability
·         Kaji level kesadaran pasien.
·         Penilaian disability dapat dilakukan dengan AVPU
-                                               Alert                 : bangun, waspada, respon dengan suara dan oriesntasi terhadap waktu, tempat dan orang.
-                                               Verbal              : pasien berespon dengan suara, tidak terlalu penuh berorientasi terhadap orang, waktu dan tempat.
-          Pain                        : pasien berespon terhadap nyeri, tidak bersepon terhadap suara.
-          Unresponsive          : pasien tidak berespon sama sekali
5)      Eksposure
·         Kontrol terhadap lingkungan, perhatikan semua hal-hal yangdigunakan pasien. Selimuti pasien, berikan lingkungan yang nyaman bagi pasien.

  1. Secondary survey pemeriksaan menyeluruh (Head to Toe)
Penilaian secondary survey bertujuan untuk mengidentifikasi keseluruhan (Head to Toe) sebagai indicator yang menunjukkan trauma ataupun penyakit yang diderita pasien.
1)      Tanda-tanda vital secara keseluruhan
2)      History : AMPLE
·         Alergi                            : Makanan, obat-obatan
·         Medikasi                      : Obat-obatan yang sedang digunakan farmakoterapi dan herbal
·         Past health History       : riwayat penyakit sebelumnya
·         Last meal eaten             : makanan atau minuman terakhir yang dimakan pasien.
·         Events Leading to the Illnes/injury
-          Kronologi kejadian
-          Lamanya gejala yang dirasakan
-          Penangana yang telah dilakukan
-          Gejala lain yang dirasakan
-          Lokasi nyeri atau keluhan
3)      Head to Toe
  1. Ongoing Assament
Monitoring korban akan kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan pada (A,B,C) derajat kesadaran dan tanda vital lainnya. Perubahan prioritas karena perubahan kondisi korban.

3.      Alur Penanganan Pasien di IGD
Penanganan pasien UGD perawat dalam pelaksanaan triase harus sesuai dengan protap pelayanan triase agar dalam penanganan pasien tidak terlalu lama. Protap dalam triase.
  1. Pasien datang diterima petugas / paramedis UGD
  2. Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya yang dilakkan Oleh perawat.
  3. Bila jumlah penderita/korban yang ada lebih dari 50 orang, maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan gedung IGD).
  1. Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi kode warna:
1)      Segera-Immediate (merah).
Penderita/korban kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan diruang tindakan UGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut, penderita/korban dapat dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah sakit lain.
2)      Tunda-Delayed (kuning)
Penderita dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien dengan kategori triase merah selesai ditangani.
3)      Minimal (hijau).
Penderita dengan kategori triase hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan, atau bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka penderita/korban dapat diperbolehkan untuk pulang.
4)      Hitam ; Penderita kategori triase hitam dapat langsung dipindahkan ke kamar jenazah.

1 komentar: