Senin, 09 Februari 2015

KONSEP BANTUAN HIDUP DASAR



Kegiatan Belajar 1
KONSEP BANTUAN HIDUP DASAR
Oleh:
Anissa Cindy Nurul Afni, S. Kep., Ns., M. Kep


1.      Pengertian dan Perkembangan BHD
Berhentinya sirkulasi beberapa detik sampai beberapa menit, akan menyebabkan asupan oksigen ke dalam otak terhenti, yang kemudian akan terjadi hipoksia otak yang mengakibatkan kemampuan koordinasi otak untuk menggerakkan organ otonom menjadi terganggu, seperti gerakan denyut jantung dan pernapasan. Penyelamatan ini akan sangat bermanfaat jika dilakukan sesegera mungkin dan sebaik mungkin. Lebih baik ditolong, walupun tidak sempurna daripada dibiarkan tanpa pertolongan. Pada saat henti napas, kandungan oksigen dalam darah masih tersedia sedikit, jantung masih mampu mensirkulasikannya ke dalam organ penting, terutama otak, jika pada situasi diberi bantuan pernapasan, kebutuhan jantung akan oksigen untuk metabolisme tersedia dan henti jantung dapat dicegah.
Kasus-kasus penyebab terjadinya henti jantung dan henti napas dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan pada siapa saja. Contoh kasusnya antara lain adalah tenggelam, stroke, obstruksi jalan napas, menghirup asap, kercunan obat, tersengat listrik, tercekik, trauma, MCI (myocardial infarction) atau gagal jantung, dan masih banyak lagi. Kondisi diatas, ditandai dengan tidak terabanya denyut nadi karotis dan tidak adanya gerakan napas dada.
Dalam  American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care 2010, AHA menekankan fokus bantuan hidup dasar pada Chain of Survival (Rantai Kelangsungan Hidup):
a.      Early recognition and activation. Melakukan pengenalan segera pada kondisi henti jantung dan mengaktivasi sistem respons gawat darurat (EMS/Emergency Medical Responses)
b.      Early CPR. Memberikan resusitasi jantung paru sedini mungkin
c.       Early defibrillation. Melakukan defibrilasi sesegera mungkin. Pada tempat dan fasilitas umum, biasanya tersedia AED (Automated External Defibrillation)
d.      Effective advanced life support. Melakukan pemberian bantuan hidup lanjut dengan efektif
e.       Integration of post-cardiac arrest care. Melakukan pemberian perawatan pasca henti jantung yang terintegrasi.

chain of survival
Gambar: Chain of Survival (Rantai Kelangsungan Hidup)

Bantuan hidup dasar meliputi mata rantai 1 sampai dengan mata rantai 3, sedangkan mata rantai 4 dan 5 termasuk pemberian bantuan hidup lanjut (BHL). Setiap orang dapat menjadi penolong pada korban yang tiba-tiba mengalami henti jantung.
Pedoman baru ini juga berisi rekomendasi lain yang didasarkan pada bukti yang telah dipublikasikan, yaitu:
a.       Pengenalan segera henti jantung (suddent cardiact arrest) didasarkan pada pemeriksaan kondisi unresponsive dan tidak adanya napas normal (seperti, korban tidak bernapas atau hanya gasping/terengah-engah). Penolong tidak boleh menghabiskan waktu lebih dari 10 detik untuk melakukan pemeriksaan nadi. Jika nadi tidak dapat dipastikan dalam 10 detik, maka dianggap tidak ada nadi dan RJP harus dimulai atau memakai AED (automatic external defibrilator) jika tersedia.
b.      Perubahan pada RJP ini berlaku pada korban dewasa, anak dan bayi tapi tidak pada bayi baru lahir.
c.       Look, Listen and Feel" telah dihilangkan dari algoritme bantuan hidup dasar.
d.      Jumlah kompresi dada setidaknya 100 kali per menit.
e.       Penolong terus melakukan RJP hingga terjadi return of spontaneous circulation (ROSC).
f.       Kedalaman kompresi untuk korban dewasa telah diubah dari 1 ½ - 2 inchi menjadi sedikitnya 2 inchi (5 cm).
g.      Peningkatan fokus untuk memastikan bahwa RJP diberikan dengan high-quality didasarkan pada :
·         Kecepatan dan kedalaman kompresi diberikan dengan adekuat dan memungkinkan full chest recoil antara kompresi
·         Meminimalkan interupsi saat memberikan kompresi dada
·         Menghindari pemberian ventilasi yang berlebihan

  1. Tujuan dari BHD adalah:
a.       Mencegah berhentinya sirkulasi darah atau berhentinya pernapasan
b.      Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi (melalui kompresi dada) dan ventilasi (melalui bantuan napas penolong) dari pasien yang mengalami henti jantung atau henti napas melalui rangkaian kegiatan Resusitasi Jantung Paru (RJP).

3.      Algoritma BHD
Berikut ini adalah algoritma bantuan hidup dasar berdasarkan 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovacular Care, yaitu :

F1
Gambar: Algoritma BHD untuk Tenaga Kesehatan

  1. Cek Respon
Pastikan dengan memanggil nama/sebutan yang umum dengan keras disertai menyentuh atau menggoyangkan bahu dengan mantap. Prosedur ini disebut sebagai teknik “touch and talk”. Hal ini cukup untuk membangunkan orang tidur atau merangsang seseorang untuk bereaksi. Jika tidak ada respon, kemungkinan pasien tidak sadar.
Terdapat tiga level tingkat kesadaran, yaitu:
1)      Sadar penuh: sadar, berorientasi baik terhadap diri, waktu dan tempat
2)      Setengah sadar: mengantuk atau bingung/linglung
3)      Tidak sadar: tidak berespon

Jika pasien berespon Tinggalkan pada posisi dimana ditemukan dan hindari kemungkinan resiko cedera lain yang bisa terjadi. Analisa kebutuhan tim gawat darurat.
1)      Jika sendirian, tinggalkan pasien sementara, minta bantuan
2)      Observasi dan kaji ulang secara regular

Jika pasien tidak berespon
1)      Berteriak minta tolong
Gambar: Meminta Pertolongan

2)      Atur posisi pasien. Sebaiknya pasien terlentang pada permukaan keras dan rata. Jika ditemukan tidak dalam posisi terlentang, terlentangkan pasien dengan teknik „log roll’, secara bersamaan kepala, leher dan punggung digulingkan.
3)      Atur posisi penolong. Berlutut sejajar dengan bahu pasien agar secara efektif dapat memberikan resusitasi jantung paru (RJP).

4)      Cek nadi karotis
a)      AHA Guideline 2010 tidak menekankan pemeriksaan nadi karotis sebagai mekanisme untuk menilai henti jantung karena penolong sering mengalami kesulitan mendeteksi nadi. Jikadalam lebih dari 10 detik nadi karotis sulit dideteksi, kompresi dada harus dimulai.
b)      Penolong awam tidak harus memeriksa denyut nadi karotis.
napas4
Gambar: Memeriksa nadi karotis

Anggap cardiac arrest jika pasien tiba-tiba tidak sadar, tidak bernapas atau bernapas tapi tidak normal (hanya gasping)

  1. Circulation (Sirkulasi)
Compressions Bila tidak ada nadi
1)       Mulai lakukan siklus 30 kompresi dan 2 ventilasi
a)       Lutut berada di sisi bahu korban
b)       Posisi badan tepat diatas dada pasien, bertumpu pada kedua tangan
c)       Letakkan salah satu tumit telapak tangan pada ½ sternum, diantara 2 putting susu dan telapak tangan lainnya di atas tangan pertama dengan jari saling bertaut atau dua jari pada bayi ditengah dada
d)       Tekan dada lurus ke bawah dengan kecepatan setidaknya 100x/menit (hampir 2 x/detik)

AHA Guideline 2010 merekomendasikan High Quality CPR :
a)      Kompresi dada dilakukan cepat dan dalam (push and hard)
b)      Kecepatan adekuat setidaknya 100 kali/menit
c)      Kedalaman adekuat
·         Dewasa : 2 inchi (5 cm), rasio 30 : 2 (1 atau 2 penolong)
·         Anak : 1/3 AP (± 5 cm), rasio 30 : 2 (1 penolong) dan 15 : 2 (2 penolong)
·         Bayi : 1/3 AP (± 4 cm), rasio 30 : 2 (1 penolong) dan 15 : 2 (2 penolong)
d)     Memungkinkan terjadinya complete chest recoil atau pengembangan dada seperti semula setelah kompresi, sehingga chest compression time sama dengan waktu relaxation/recoil time.

19658
Gambar: Resusitasi Jantung Paru

c.       Airway (Jalan Napas)
Pastikan jalan napas terbuka dan bersih yang memungkinkan pasien dapat bernapas.
Bersihkan jalan napas
·         Amati suara napas dan pergerakan dinding dada
·         Cek dan bersihkan dengan menyisir rongga mulut dengan jari, bisa dilapisi dengan kasa untuk menyerap cairan.
·         Dilakukan dengan cara jari silang (cross finger) untuk membuka mulut.
Gambar: membuka jalan napas

Membuka jalan napas
Secara perlahan angkat dahi dan dagu pasien (Head tilt & Chin lift) untuk buka jalan napas
1)       Head Tilt & Chin Lift
a)      Membaringkan korban terlentang pada permukaan yang datar dan keras
b)      Meletakkan telapak tangan pada dahi pasien
c)      Menekan dahi sedikit mengarah ke depan dengan telapak tangan
d)     Meletakkan ujung jari telunjuk dan jari tengah dari tangan lainnya di bawah bagian ujung tulang rahang pasien
e)      Menengadahkan kepala dan menahan/menekan dahi pasien secara bersamaan sampai kepala pasien pada posisi ekstensi
http://www.blscprtraining.com/a3.jpg
Gambar: Head tilt Chin lift

2)       Jaw Trust
a)      Membaringkan korban terlentang pada permukaan yang datar dan keras
b)      Mendorong ramus vertikal mandibula kiri dan kanan ke depan sehingga barisan gigi bawah berada di depan barisan gigi atas, atau,
c)      Menggunakan ibu jari masuk ke dalam mulut korban dan bersama dengan jari-jari yang lain menarik dagu korban ke depan, sehingga otot-otot penahan lidah teregang dan terangkat
d)     Mempertahankan posisi mulut pasien tetap terbuka
3)       Ambil benda apa saja yang telihat
4)       Pada bayi, posisi kepala harus normal
5)       Cek tanda kehidupan: respon dan suara napas
6)       Jangan mendongakkan dahi secara berlebihan, secukupnya untuk membuka jalan napas, karena bisa berakibat cedera leher.

http://i14.tinypic.com/673w28w.jpg
Gambar: Jaw Trust

AHA Guideline 2010 merekomendasikan untuk :
1)      Gunakan head tilt-chin lift untuk membuka jalan napas pada pasien tanpa ada trauma kepala dan leher. Sekitar 0,12-3,7% mengalami cedera spinal dan risiko cedera spinal meningkat jika pasien mengalami cedera kraniofasial dan/atau GCS <8.
2)      Gunakan jaw thrust jika suspek cedera servikal.
3)      Pasien suspek cedera spinal lebih diutamakan dilakukan restriksi manual (menempatkan 1 tangan di ditiap sisi kepala pasien) daripada menggunakan spinal immobilization devices karena dapat mengganggu jalan napas tapi alat ini bermanfaat mempertahankan kesejajaran spinal selama transportasi



Jalan Napas Tersumbat
1)      Miringkan pasien ke salah satu sisi
2)      Keluarkan apa saja objek yang terlihat dalam mulut
·         Ambil gigi/palsu yang lepas
·         Tinggalkan gigi palsu yang utuh pada tempatnya

Jalan Napas Bersih
1)       Pertahanakan jalan napas terbuka dan cek adanya pernapasan normal
2)       Jika dalam beberapa menit terdengar suara seperti gurgling, atau batuk dengan pergerakan dada dan abdomen, perlakukan tetap seperti tidak bernapas, karena pernapasan ini tidak efektif.

d.      Breathing (Pernapasan)
Jika pasien bernapas :
*      Gulingkan ke arah recovery position
*      Observasi secara regular

Jika tidak bernapas:
*      Berikan 2 x napas buatan
1)      Mulut ke mulut/hidung atrau mouth to mask
·         Tutup hidung pasien
·         Tiup ke dalam mulut pasien sekitar 1 detik
·         Lihat adanya pengembangan dada pada tiap tiupan
·         Beri tiupan yang kedua
·         Bila melalui hidung, mulut pasien harus ditutup
http://emsbasics.com/files/2012/08/pocket-mask-400x260.jpg
Gambar: Mouth to Mask
2)      Bag Valve Mask
·         Bisa digunakan secara efektif bila penolong minimal berdua
·         Oksigen dapat diberikan hingga 85% kapasitas reservoir
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSs9d2ZMjMuiOdGwhvpumyz3aQF0ekaMH2O28hctPFl9WZOqD9e
Gambar: Bag Valve Mask

Prosedur :
o   Memilih ukuran mask yang sesuai dengan pasien dan memasangnya pada wajah pasien
o   Menghubungkan bag dengan mask, jika belum tersambung
o   Meletakkan bagian yang menyempit (apeks) dari masker di atas batang hidung pasien dan bagian yang melebar (basis) diantara bibir bawah dan dagu
o   Menstabilkan masker pada tempatnya dengan ibu jari dan jari teluntuk membentuk huruf “C”. Menggunakan jari yang lainnya pada tangan yang sama untuk mempertahankan ketepatan posisi kepala dengan mengangkat dagu sepanjang mandibula dengan jari membentuk huruf “E”
o   Memberikan ventilasi dengan mengempiskan bag dengan menggunakan tangan lainnya
o   Mengobservasi pengembangan dada pasien selama melakukan ventilasi


1 komentar:

  1. Salam kenal ya SIsta dan AGan yang baik :-)
    Jangan lupa mampir ya ke blog aku ^^

    https://tasyataipanqq.blogspot.com/2017/11/5-mitos-tentang-hewan-berwarna-hitam.html?zx=75263fe9f7804d89

    BalasHapus